Upaya perusahaan dalam menjaga keberlanjutan tidak terlepas dari tanggung jawabnya terhadap lingkungan dan sosial. Setiap perusahaan kini menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) tidak semata untuk menjaga keberlanjutan perusahaan, tetapi juga membangun kemandirian masyarakat dan melakukan pelestarian lingkungan.
Bagi PT ANTAM (Persero) Tbk (ANTAM), masyarakat merupakan pemangku kepentingan utama dan keterlibatan dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Selain itu, ANTAM juga menyadari betul bahwa upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi dengan bijak.
Direktur Utama ANTAM, Tato Miraza memandang CSR sebagai bagian dari kegiatan inti perusahaan. Kini CSR tidak lagi sekedar kegiatan charity atau seremoni belaka. Lebih jauh lagi kegiatan CSR ANTAM bahkan telah dimulai bahkan sebelum istilah tersebut dikenal luas, dari mulai kegiatan eksplorasi, penambangan hingga penutupan tambang.
Program CSR ANTAM dilakukan dengan menerapkan prinsip keseimbangan ekonomi, lingkungan dan sosial. Prinsip ini mencakup pembinaan hubungan dengan pemangku kepentingan dan selalu melibatkan kemitraan tiga pemangku kepentingan, yaitu perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
Membangun kemandirian masyarakat di wilayah operasi pertambangan bukanlah hal yang sederhana, dibutuhkan komitmen dari Perusahaan untuk menjaga keseimbangan yang seiring dan sejalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial dan karakteristik sosial masyarakat demi terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan.
Melalui Program Kemitraan (PK), ANTAM mewujudkan kemandirian ekonomi bagi para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK). Program Kemitraan dijalankan melalui pemberian bantuan dana pinjaman bergulir untuk usaha mikro dan kecil (UMK), dibarengi pembinaan termasuk pelatihan manajemen usaha dan promosi. Penyaluran dana dilakukan langsung atau bekerjasama dengan pihak lain.
Melalui program ini diharapkan terjadi penguatan ekonomi lokal melalui keberadaan UMK yang mandiri sehingga dapat menyediakan lapangan kerja bagi penduduk setempat. Perputaran uang yang terjadi melalui omzet penjualan dan upah yang diterima para pekerja, diharapkan dapat mendorong pergerakan ekonomi setempat sehingga tingkat kesejahteraan akan ikut meningkat.
Sebagai gambaran, di tahun 2012 realisasi penyaluran pinjaman bergulir mencapai total Rp90,27 miliar. Sebanyak Rp15,01 miliar disalurkan sendiri oleh Perusahaan, Rp70,15 miliar disalurkan melalui kerjasama dengan pihak lain dan sisanya sebesar Rp5,11 miliar untuk pembinaan.
Bidang lain yang juga menjadi perhatian ANTAM adalah berbagai dukungan di bidang penyediaan sarana/prasarana umum, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, sarana ibadah dan kegiatan keagamaan, pelestarian alam, bencana alam, pelestarian budaya, serta bantuan di bidang sosial budaya lainnya. Semua itu tergabung dalam program Bina Lingkungan (BL) dan Community Development.
Selain itu, kelestarian lingkungan juga tidak luput dari perhatian ANTAM, ini terwujud dari berbagai program reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang, serta berbagai program penanaman pohon yang rutin dilakukan.
Pada tahun 2012, ANTAM telah merealisasikan penanaman pohon hingga 1.442.171 batang. Selain bermanfaat untuk pemulihan lahan, penanaman pohon juga berpotensi menyerap karbondioksida yang termasuk emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam melakukan penanaman pohon, ANTAM selalu melibatkan masyarakat sekitar, sehingga mendidik masyarakat akan pentingnya kepedulian dan menjaga kelestarian lingkungan (capacity building).
Dalam hal perhitungan emisi GRK, ANTAM telah menghitung potensi serapan karbon oleh tumbuhan yang ditanam pada tiga unit bisnis, meliputi Unit Bisnis Pertambangan Emas, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, dan Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara. Perhitungan potensi serapan karbon dilakukan dengan metode perhitungan serapan karbon yang direkomendasikan oleh IPCC (2006) serta didukung dengan verifikasi hasil pengukuran oleh pihak eksternal.
Seluruh implementasi program CSR tersebut merupakan bentuk komitmen ANTAM untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosial dan lingkungan. Dengan demikian, maka pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan dan masyarakat, serta pelestarian alam akan terjaga dengan baik.