Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gus Mus dan Ketum PBNU Sepakat NU Harus Berada di Atas Negara

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan pesan Gus Mus yang mengatakan NU harus berada di atas negara.
Harlah ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Bisnis/Nurul Hidayat
Harlah ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan pesan Gus Mus yang mengatakan NU harus berada di atas negara.

"NU harus berada di atas negara. Ini pesan dari Mustasyar PBNU," kata Gus Yahya menyampaikan pesan KH Ahmad Mustofa Bisri seperti dilansir dari laman resmi NU.

Pada kesempatan tersebut, Gus Yahya juga mengatakan jika NU harus mendudukkan kepentingannya untuk mengatasi berbagai kepentingan parsial di negara ini.

Hal itu supaya NU mampu berkontribusi untuk terus menyangga keutuhan bangsa dan negara ini.

"Di bawah negara saja gak boleh, apalagi cuma di bawah partai, tidak boleh," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.

NU sedang bergejolak

Sebelumnya, viral jika PBNU sedang mengalami gejolak. Sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di depan Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jumat (2/8/2024).

Dalam aksi tersebut para pendemo menuntut agar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf mundur dari jabatannya karena dianggap telah menyimpang dari tujuan besar PBNU.

Poster-poster yang dibawa di antaranya berbunyi, ’’Ketum PBNU dan Sekjen PBNU harus mundur.’’

Muhammad Sholihin, koordinator aksi, meminta Ketua Umum PBNU Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf, mundur karena telah melakukan politik praktis.

Menurutnya, hal tersebut melanggar keputusan Muktamar NU.

"Ketika melanggar muktamar, siapa pun, ketua umum harus mundur dan bapak sekjen,’’ katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper