Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan BPOM Tidak Menarik dan Memusnahkan Roti Aoka seperti Roti Okko

Ternyata ini alasan mengapa BPOM tidak menarik dan memusnahkan Roti Aoka seperti halnya Roti Okko.
Roti Aoka yang diproduksi PT Indonesia Bakery Family (PT IBF). ANTARA/Dokumentasi pribadi
Roti Aoka yang diproduksi PT Indonesia Bakery Family (PT IBF). ANTARA/Dokumentasi pribadi

Bisnis.com, JAKARTA - Ternyata ini alasan mengapa BPOM tidak menarik dan memusnahkan Roti Aoka seperti halnya Roti Okko.

Sebagaimana diketahui, Roti Okko dan Roti Aoka sempat dikabarkan mengandung zat berbahaya.

Akan tetapi, sejauh ini BPOM hanya menarik dan memusnahkan Roti Okko. Menurut mereka, hanya Roti Okko yang terbukti mengandung zat berbahaya.

"Pada 28 Juni 2024, BPOM telah mengambil sampel produk roti Aoka dari peredaran dan melakukan pengujian. Hasil pengujian menunjukkan produk tidak mengandung natrium dehidroasetat," tulis BPOM.

"Hal ini sejalan dengan hasil inspeksi ke sarana produksi roti Aoka pada 1 Juli 2024 yang menunjukkan tidak ditemukannya natrium dehidroasetat di sarana produksi," imbuh mereka.

Sebelumnya, pihak manajemen Roti Aoka juga sudah mengklarifikasi jika produk mereka tidak mengandung zat berbahaya tersebut.

Head Legal PT IBF Kemas Ahmad Yani memastikan penggunaan bahan pengawet kosmetik sebagai pengawet dalam produk roti adalah tidak benar.

Dilansir dari keterangan di laman resmi Roti Aoka, manajemen bahkan mengatakan jika Roti Aoka sudah mendapatkan izin resmi dari BPOM.

"Roti Aoka yang diproduksi oleh PT Indonesia Bakery Family sebanyak 16 produk sudah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan," bunyi keterangan manajemen.

Plt. Deputi III Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati mengatakan bahwa masa simpan Roti Aoka yang tahan lama hingga tiga bulan terjadi karena penggunaan teknologi pengawetan.

Dia menyebut, teknologi pengawetan dapat dilakukan dengan menambahkan bahan pengawet dan metode lainnya.

"Teknologi pengawetan itu macem-macem bisa diberikan pengawet itu sendiri, bisa dengan cara produksi olahan pangan yang baik dengan teknologi pengawetan," kata Ema dalam konferensi pers, Kamis (25/7/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper