Bisnis.com, JAKARTA — Lima tahun program Kartu Prakerja berjalan dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan dan menambah bekal mencari kerja. Terdapat sejumlah data menarik dari pelaksanaan program Kartu Prakerja.
Kartu Prakerja adalah program beasiswa pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan. Program ini ditujukan bukan hanya untuk pencari kerja, tapi juga mereka yang sudah bekerja.
Pekerja, pelaku usaha mikro dan kecil, maupun masyarakat umum yang ingin meningkatan kecakapan (skill) atau kompetensi bisa mendaftar program itu. Para pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) juga dapat memanfaatkan program Kartu Prakerja untuk mempersiapkan diri kembali ke bursa kerja.
Program Kartu Prakerja bertujuan untuk mengembangkan kompetensi angkatan kerja, meningkatkan produktivitas dan daya saing angkatan kerja, serta mengembangkan kewirausahaan.
Gelombang pertama Kartu Prakerja diluncurkan pada 11 April 2020 atau satu hari setelah berlakunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi Covid-19. Dalam kondisi tersebut, 168.000 orang berhasil menyelesaikan program dan menerima manfaat Prakerja.
Kini, lebih dari 18,9 juta orang telah menjadi penerima manfaat Kartu Prakerja. Jumlahnya pun terus bertambah karena program Prakerja masih berjalan.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Project Management Office (PMO) Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan bahwa secara kumulatif terdapat 6.000 lebih program pelatihan, baik online maupun offline, yang ada di ekosistem Kartu Prakerja.
Hasil dari evaluasi, penerima manfaat Prakerja merasa sangat meningkatkan kebekerjaan, kewirausahaan, pendapatan, inklusi keuangan, dan literasi digital dari para peserta.
Lalu, bagaimana perkembangannya sampai saat ini? Apakah Kartu Prakerja berhasil membantu para pesertanya untuk mendapatkan pekerjaan?
Berikut fakta dan data terbaru terkait Kartu Prakerja:
Peserta Penerima Manfaat Kartu Prakerja
Denni menjelaskan bahwa hingga 2024 ini, sebanyak 18,9 juta masyarakat Indonesia telah menerima manfaat Kartu Prakerja.
Menurutnya, Kartu Prakerja menjadi program yang inklusif bukan hanya dalam jumlah, tetapi cakupannya di 514 kabupaten/kota se-Indonesia.
Secara usia, peserta Kartu Prakerja didominasi oleh usia 18 hingga 35 tahun.
"Usia dari peserta mayoritas 18 sampai 35 tahun atau itu Gen Z dan Milenial," ujar Denni dalam Temu Alumni Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (3/10/2024).
Jumlah penerima manfaat Kartu Prakerja di rentang usia 18—35 tahun mencapai 61%. Tidak hanya itu, terdapat penerima manfaat berusia di atas 55 tahun, yakni mencapai 5%.
Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman
Mayoritas penerima manfaat Kartu Prakerja adalah mereka yang berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat ke atas.
Namun demikian, terdapat pula penerima manfaat dengan latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, yakni mencapai 17%. Artinya, program itu dapat diikuti dan diselesaikan oleh masyarakat yang belum berkesempatan mengenyam pendidikan dasar.
Dari sisi kelas ekonomi, Program Kartu Prakerja banyak diikuti masyarakat dari desil 1, yakni kelompok menuju kelas menengah (aspiring middle class) hingga kelas menengah (middle class).
Terdapat pula 3% penerima manfaat yang merupakan mantan pekerja migran Indonesia.
Hasil Ikut Kartu Prakerja, Berhasil Dapat Kerja?
Denni menjelaskan bahwa pada saat mendaftar terdapat sekitar 61% peserta yang masih menganggur dan 39% peserta yang sudah memiliki pekerjaan. Artinya, mayoritas peserta belum memiliki pekerjaan saat daftar Kartu Prakerja.
Menariknya, setelah menyelesaikan program Kartu Prakerja, banyak peserta yang berhasil mendapatkan pekerjaan. Dalam survei dua bulan setelah pelatihan, peserta yang statusnya bekerja menjadi 55%, sedangkan yang belum mendapatkan pekerjaan berkurang jadi 45%.
"Setelah dua bulan, di setiap angkatan, angkanya berubah, yang semula kerja 39% menjadi jumlahnya 55%. Jadi, sekarang peserta prakerja dominan setelah dua bulan mereka sudah bekerja atau berwirausaha," ujar Denni.
Dari 55% penerima manfaat yang statusnya bekerja, 13% di antaranya tercatat sebagai pekerja dan 13% lainnya menjadi wirausaha atau membuka usaha sendiri.
Meningkatkan Peluang Kerja, Menambah Pendapatan
Riset Presisi Indonesia (2021) menunjukkan bahwa peserta perempuan penerima manfaat Kartu Prakerja mengalami peningkatan pendapatan hingga 33% lebih tinggi dari non-penerima perempuan.
Adapun, hasil studi Svara Institute (2023) menemukan bahwa pendapatan penerima manfaat Kartu Prakerja naik 17,6% lebih tinggi dibandingkan non-penerima Prakerja.
Temuan lainnya, yakni hasil studi DEFINIT-ADB (2023) menunjukkan bahwa 95% penerima manfaat Kartu Prakerja merasakan naiknya peluang mendapatkan pekerjaan.
Survei CSIS (2021) juga menunjukkan bahwa 63% peserta merasa lebih unggul saat melamar pekerjaan karena berbekal sertifikat pelatihan yang merupakan manfaat Kartu Prakerja.
Kartu Prakerja Lanjut di Era Prabowo-Gibran?
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah saat ini terus mendorong kelanjutan program Prakerja. Terlebih, isu yang berkembang saat ini adalah isu masalah pembukaan lapangan kerja hingga persoalan penurunan jumlah kelas menengah.
"Semuanya sangat relevan dan mestinya sangat positif untuk kita keberlanjutan," ujar Susi dalam Media Briefing 5 Tahun Kartu Prakerja di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (2/10/2024).
Susi berharap pemerintahan baru akan melanjutkan program yang telah memberikan manfaat berupa pelatihan dan insentif kepada 18,9 juta penerima itu.
Adapun, Denni menyampaikan bahwa pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang akan menentukan nasib dari program Kartu Prakerja. Dia juga belum mengetahui apakah akan ada perubahan skema dari program tersebut ke depannya.
"Saya tidak ingin kemajon, terlalu maju, jadi teman-teman tunggu saja nanti yang akan disampaikan pemerintahan baru," kata Denni dalam kesempatan yang sama. (Wibi Pangestu Pratama)