Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematikan akan bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Sri Mulyani tetap akan menjabat sebagai menteri keuangan.
Masuknya Sri Mulyani sebagai calon Menteri Keuangan kabinet Prabowo menandakan dua dekade sepak terjang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu di dunia birokrasi, khususnya dalam pengelolaan ekonomi.
Dalam catatan Bisnis, Sri Mulyani telah menjabat sebagai menteri sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2004-2005, Sri Mulyani tercatat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional alias Kepala Bappenas, Menteri Keuangan (2005-2010), Menteri Koordinator Perekonomian (2008-2009), Direktur Pelaksana Bank Dunia, dan Menteri Keuangan (2016-sekarang).
Menariknya, kemunculan Sri Mulyani dalam bursa calon menteri kabinet Prabowo terjadi di tengah isu pembentukan Kementerian atau Badan Penerimaan Negara.
Bisnis mencatat bahwa Sri Mulyani adalah salah satu menteri yang cukup getol menolak pemisahan bagian penerimaan yakni Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai dari Kementerian keuangan. Sri Mulyani menganggap bahwa penerimaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan fiskal secara keseluruhan.
Adapun sebelumnya, Tim internal Prabowo Subianto telah melakukan uji kelayakan alias fit and proper test terhadap sejumlah nama calon Kepala Badan Penerimaan Negara atau Menteri Badan Penerimaan Negara.
Baca Juga
Informasi yang dihimpun Bisnis, empat nama itu antara lain mantan Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Permana Agung, Anggota DPR RI Muhamad Misbakhun, mantan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, serta mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu.
“[Nama-nama tersebut] sudah dipanggil dan memberikan penjelasan soal program di hadapan tim presiden terpilih,” demikian informasi yang dihimpun Bisnis di internal pemerintahan, Rabu (9/10/2024).
Informasi itu juga dikonfirmasi oleh nama-nama yang mengikuti uji kelayakan Menteri Penerimaan Negara pimpinan lembaga baru tersebut. Menurutnya, nama-nama di atas memang tercatat sebagai calon pimpinan BPN atau Kementerian Penerimaan Negara.
Bahkan dia secara spesifik menyebut presentasi dilakukan langsung di hadapan Dewan Penasihat Presiden Terpilih Prabowo Burhanudin Abdullah, dan Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo.
“Presentasi di hadapan Pak Hashim dan Pak Burhanudin Abdullah,” katanya.
Saat dihubungi Bisnis, baik Bambang Brodjonegoro, Anggito Abimanyu, maupun Muhamad Misbakhun tidak bersedia memberikan banyak keterangan, termasuk enggan memberikan penegasan perihal proses seleksi tersebut.
“No comment, belum pasti,” kata Bambang Brodjonegoro, saat dihubungi Bisnis.
Demikian pula dengan beberapa orang internal di tim presiden terpilih Prabowo yang kompak tak bersuara saat ditanya perihal proses pemilihan kepala instansi baru itu.
“Saya belum bisa sharing persiapannya,” kata Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Drajad Wibowo.