Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia telah dipimpin 3 presiden sejak pemilihan presiden alias Pilpres dipilih secara langsung pada 2004 sila. Ketiga presiden itu antara lain Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, Joko Widodo (Jokowi), dan Prabowo Subianto.
Menariknya, dua di antara tiga presiden yakni SBY dan Prabowo berlatar belakang militer. SBY adalah pejabat militer Orde Baru. Dia pernah menjabat sebagai Panglima Daerah Militer alias Pangdam Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial ABRI.
Selepas dari jabatan militer SBY diangkat menjadi menteri pada era KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pada era Gus Dur, SBY menjabat sebagai menteri pertambangan dan menteri koordinator politik dan keamanan (menkopolkam). Jabatan ini berlanjut di era Megawati Soekarnoputri.
Pada Pemilu 2004, SBY memutuskan untuk bertarung sebagai calon presiden. Dia melawan Megawati Soekarnoputri. SBY kemudian berhasil memenangkan kontestasi. Pria asal Pacitan, Jawa Timur itu bahkan mampu menjadi presiden 2 periode.
Presiden yang berlatarbelakang militer lainnya adalah Prabowo. Prabowo dikenal memiliki reputasi sebagai jenderal tempur dan pernah menjabat berbagai jabatan strategis di lingkungan TNI.
Karier Militer Prabowo
Dalam catatan pemberitaan Bisnis, minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam dalam Pertempuran Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai letnan dua.
Baca Juga
Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983.
Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus selama dua tahun, 1996-1998. Apalagi saat itu mertuanya Soeharto sebagai Presiden RI.
Karier militernya terus meningkat menjadi Panglima Kostrad pada tahun 1998. Dia tidak lama di Kostrad karena situasi politik nasional, maraknya demonstrasi dan lengsernya Presiden Soeharto. Pada tahun yang sama, dia digeser menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Di sini pun dia hanya menjabat sebentar.
Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda.
Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.
Karier militer yang pernah diembannya, Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha (1976), Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha (1977), Wakil Komandan Detasemen-81 Kopassus (1983-1985), Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1985-1987), dan Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad (1987-1991).
Kemudian menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993), Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (1993-1995), Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus (1994), Komandan Komando Pasukan Khusus (1995-1996), Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998), Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998), dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI (1998).
Penghargaan yang pernah ditorehkannya, Satya Lencana Kesetiaan XVI, Satya Lencana Seroja Ulangan-III, Satya Lencana Raksaka Dharma, Satya Lencana Dwija Sistha, Satya Lencana Wira Karya, The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja dan Bintang Yudha Dharma Naraya. Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai letnan dua.