Bisnis.com, JAKARTA — Di media sosial beredar foto yang diduga mata uang BRICS. Menariknya, terdapat bendera Indonesia di salah satu sisi mata uang tersebut.
Seorang pengguna X dengan akun @AdityaRajKaul mengunggah dua foto masing-masing sisi mata uang. Dalam keterangannya, disebutkan foto tersebut merupakan mata uang negara-negara yang tergabung dalam BRICS.
"Uang Kertas Baru dari Mata Uang Tunggal BRICS," cuit @AdityaRajKaul pada Kamis (24/10/2024).
Dalam salah satu foto tersebut, terdapat empat belas bendera negara-negara yang tergabung dalam BRICS. Salah satunya, yaitu bendera merah putih lengkap dengan tulisan "Republik Indonesia".
Usut punya usut, ternyata foto yang dibagikan @AdityaRajKaul tersebut bukanlah mata uang resmi BRICS. Melangsir kantor berita Rusia Sputnik pada Jumat (25/10/2024), uang kertas tersebut hanya sekadar simbol kerja sama negara-negara BRICS—bukan untuk transaksi.
'Uang kertas BRICS' tersebut merupakan hadiah kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam puncak KTT BRICS di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024).
Baca Juga
Uang kertas tersebut dicetak oleh Yevgeny Fyodorov, pendiri dan pemilik Kirzhach Typography JSC. Fyodorov mengatakan, susunan bendera dalam bentuk lingkaran di sisi depan uang kertas melambangkan gagasan kesetaraan di antara negara-negara anggota BRICS.
"Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa banyak transaksi besar dimulai dengan simbol dan hal-hal kecil," katanya, dikutip dari Sputnik, Jumat (25/10/2024).
Sebagai informasi, BRICS memang dikabarkan sedang berencana meluncurkan uang kertas yang akan digunakan oleh negara-negara anggota grup tersebut.
JUST IN: Russian President Putin has been gifted a mock-up of a "BRICS bill" at BRICS summit in Kazan. pic.twitter.com/gP08KKkRUy
— BRICS News (@BRICSinfo) October 23, 2024
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi meminta negara-negara anggota blok BRICS untuk melakukan transaksi keuangan mereka menggunakan mata uang lokal untuk menggantikan penggunaan dolar AS.
"Mesir menegaskan pentingnya memajukan kerangka kerja sama di bidang penyelesaian keuangan dengan menggunakan mata uang lokal, dan mengambil manfaat dari keunggulan komparatif negara-negara anggota untuk meluncurkan proyek ekonomi, investasi dan pembangunan bersama," kata Sisi dikutip dari Kantor Berita Anadolu.
Pemimpin Mesir tersebut menyuarakan dukungan terhadap Dewan Bisnis BRICS, termasuk Aliansi Bisnis Perempuan, untuk meningkatkan kerja sama antara sektor swasta dan pemilik bisnis di negara-negara anggota sebagai kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Sugiono secara resmi telah menyampaikan keinginan untuk bergabung ke dalam BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia pada Kamis (24/10/2024). Dengan pengumuman tersebut, proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.
"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," tutur Sugiono dikutip dari laman resmi Kemenlu.