Bisnis.com, JAKARTA - Video yang memperlihatkan seorang wanita yang diidentifikasi sebagai mahasiswi di Tehran, Iran, viral di media sosial.
Dalam video yang beredar pada Minggu (3/11/2024), wanita tersebut disebutkan tengah menyuarakan protes dengan mengenakan pakaian terbuka di tempat umum.
Mengutip CNN, aksinya itu dilakukan di sekitar universitasnya di Tehran, yang menurut beberapa mahasiswa dan kelompok hak asasi manusia (HAM) merupakan protes terhadap aturan berpakaian Islam yang ketat di negara tersebut.
Wanita tersebut berjalan di sekitar universitas dengan pakaian terbuka dan memperlihatkan rambunya.
Amnesty Internasional mengatakan pada Sabtu bahwa wanita tersebut “ditangkap dengan kekerasan” setelah dia memprotes “penegakan aturan berpakaian yang kejam” di Universitas Islam Azad Teheran.
Wanita tersebut sebelumnya telah dilecehkan oleh anggota Basij, kelompok paramiliter sukarelawan Iran, di dalam lingkungan universitas, menurut saluran media sosial mahasiswa Iran, buletin Amir Kabir.
Baca Juga
Disebutkan bahwa anggota pasukan Basij telah merobek jilbabnya dan merobek pakaiannya.
Mengutip saksi mata, kantor berita pemerintah Fars melaporkan bahwa siswi tersebut melepas pakaiannya setelah dua petugas keamanan “berbicara dengan tenang” kepadanya dan memperingatkannya agar tidak melanggar aturan berpakaian.
Adapun keterangan lain yang diberikan oleh Direktur Hubungan Masyarakat (Humas) universitas tersebut mengatakan wanita tersebut menderita masalah kesehatan mental.
Wanita yang melakukan protes itu kemudian ditangkap oleh pihak berwenang, di jalan di luar universitasnya.
Melansir Guardian pada Senin, Amnesty International kemudian menyerukan pembebasan segera perempuan tersebut.
“Menunggu pembebasannya, pihak berwenang harus melindunginya dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya serta memastikan akses terhadap keluarga dan pengacara,” kata Amnesty.
Pihak Amnesty kemudian meminta adanya penyelidikan penuh terhadap tuduhan pemukulan dan kekerasan seksual yang dialami oleh wanita tersebut.
“Tuduhan pemukulan dan kekerasan seksual terhadapnya selama penangkapan memerlukan penyelidikan yang independen dan tidak memihak. Mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab,”