Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan presiden Amerika Serikat segera menunjukkan hasilnya hari ini, Selasa (5/11/2024), yakni pemimpin baru yang akan menggantikan Joe Biden. Kandidatnya, Donald Trump atau wakil presiden petahana Kamala Harris.
Pemilihan Presiden (Pilpres) di AS ternyata tak seperti pencoblosan di Indonesia, yakni pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara terbanyak yang akan memenangkan persaingan.
Mekanisme Pemilu AS ternyata mengacu pada pemenangan electoral collage.
Electoral college merupakan hasil kompromi antara pemilihan presiden melalui pemungutan suara di kongres dan pemilihan presiden melalui pemungutan suara dari warga negara yang memenuhi syarat.
Proses ini terdiri dari pemilihan para pemilih atau electors, pertemuan para pemilih di mana mereka memilih presiden dan wakil presiden, dan penghitungan suara elektoral oleh Kongres.
Melansir dari BBC, mekanisme pemilihan presiden bermula ketika warga Amerika Serikat datang ke tempat pemungutan suara. Namun, mereka sebenarnya memilih orang-orang yang bakal duduk dalam lembaga pemilih, atau electoral college.
Baca Juga
Tugas utama anggota electoral college adalah memilih presiden dan wakil presiden. Anggota electoral college dicalonkan oleh partai politik di tingkat negara bagian. Mereka biasanya petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya.
Di tempat pemungutan suara, pemilih tidak hanya memberikan suara untuk calon presiden, tapi juga calon anggota electoral college.
Di surat suara, nama mereka biasanya muncul di bawah nama kandidat presiden. Namun ada juga negara bagian yang tidak mencetak nama calon anggota electoral college.
Jumlah perwakilan setiap negara bagian dalam kelompok ini disesuaikan dengan total populasi di daerah tersebut. Terbanyak, berada di California dengan 55 perwakilan.
Sementara negara bagian yang jumlah penduduknya sedikit, seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota, termasuk Washington DC, diwakilkan oleh minimal tiga orang. Setiap orang dalam lembaga ini memiliki satu hak suara.
Secara total, anggota electoral college adalah 538 orang. Artinya, seorang kandidat presiden harus mendapatkan suara terbanyak dengan ketentuan 270 atau lebih, untuk memenangkan pemilihan.
Biasanya, setiap anggota electoral college akan memilih calon presiden yang mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan umum di negara bagian.
Misalnya, jika seorang kandidat dari Partai Republik memenangkan 50,1% suara di Texas, dia akan mendapat seluruh suara electoral college dari negara bagian itu, yang berjumlah 38 orang.
Alhasil, sangat mungkin seorang kandidat menjadi yang paling populer secara nasional di kalangan pemilih, tetapi gagal mendapatkan 270 suara dari anggota electoral college.
Melihat secara historis, dua dari lima pilpres AS terakhir dimenangkan oleh kandidat yang tidak mendapat suara terbanyak dari masyarakat.
Pada pilpres 2016, Donald Trump berselisih tiga juta suara di bawah pesaingnya, Hillary Clinton. Namun Trump mendapatkan suara terbanyak di electoral college.
Sementara pada tahun 2000, George W. Bush mendapatkan 271 suara electoral college. Padahal calon presiden dari Partai Demokrat, Al Gore, mendapat setengah juta suara lebih besar dari masyarakat ketimbang Bush.
Selain Trump dan Bush, terdapat tiga presiden AS lainnya yang memenangkan pilpres walau tidak mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan. Seperti, John Quincy Adams, Rutherford B Hayes, dan Benjamin Harrison.