Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Profesor ITB Sulap 'Tanah' Jadi Logam dan Nikel dalam 2 Menit

Guru Besar ITB Zulfiadi Zulhan berhasil mengubah bijih besi limonit (gutit) menjadi logam dalam waktu kurang dari dua menit
Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan / ITB
Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan / ITB

Bisnis.com, JAKARTA - Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan berhasil mengubah bijih besi limonit (gutit) menjadi logam dalam waktu kurang dari 2 menit.

Dia mengubah 'tanah' itu menjadi logam menggunakan reaktor plasma hidrogen yang memanfaatkan hidrogen sebagai reduktornya. Adapun, Gutit disebut 'tanah' karena menjadi komponen terbesar dalam tanah laterit.

Zulfiadi mengaku dirinya telah melakukan berbagai percobaan dalam skala laboratorium untuk memproduksi logam menggunakan reaktor plasma hidrogen.

Percobaan awal dilakukan dengan menggunakan bijih besi limonit (gutit). Dalam waktu 1 menit, bijih tereduksi sebagian menjadi logam. Lalu, dalam waktu 2 menit, bijih berhasil tereduksi sempurna menjadi logam.

"Kami tingkatkan waktunya 2 menit, dari tanah ini [gutit] langsung menjadi logam. Ini seperti sulap tapi bukan sulap, mirip dengan sulap. Waktunya sangat cepat," tutur Zulfiadi dalam Orasi Ilmiah Guru Besar di ITB yang disiarkan secara daring, Sabtu (12/10/2024) lalu.

Dia pun menyebut proses tersebut jauh lebih efisien dari pada produksi logam di pabrik-pabrik saat ini. Menurutnya, proses produksi logam pada umumnya memakan waktu 6 jam.

Maklum, bijih yang sudah masuk ke pabrik pengolahan akan melalui berbagai proses hingga akhirnya menjadi logam. Proses tersebut yaitu kominusi, konsentrasi, ekstraksi, dan pemurnian. Selain itu, Zulfiadi mengatakan produksi logam menggunakan reaktor plasma hidrogen tidak meninggalkan jejak karbon.

"Kalau kita menggunakan hidrogen untuk reduktornya, tidak ada karbon dalam produk, tidak ada sulfur yang biasanya dari batu bara. Tahapan ini sangat simpel, tidak perlu lagi 3 alat, kita hanya butuh 1 alat, direct langsung jadi metal," kata Zulfiadi.

Percobaan dilanjutkan menggunakan bijih nikel saprolit untuk menghasilkan feronikel. Dalam waktu 1,5 menit, dihasilkan feronikel dengan kandungan >20% dan angka recovery mendekati 100%.

Adapun percobaan terbaru adalah mencoba mencampurkan bijih nikel dan kromit untuk menghasilkan baja tahan karat. Zulfiadi mencoba mencampur 30%-35% bijih kromit dengan bijih nikel menggunakan 1 alat dan berhasil menghasilkan baja tahan karat/stainless steel.

Menurutnya, proses itu lebih simpel. Sebab, dalam skala pabrik, proses produksi baja tahan karat membutuhkan waktu sangat panjang dan menggunakan berbagai alat.

"Tapi sekali lagi ini baru skala laboratorium, hari ini belum ada akan dikembangkan dalam skala pilot dan skala pabrik," kata Zulfiadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper