Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia terus memperluas cakupan pembayaran QRIS menggunakan mata uang lokal antarnegara, salah satunya di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dubai tengah menjadi perhatian dengan camilan yang terkenal, yakni Dubai Chocolate Dessert atau cokelat yang berisikan bahan-bahan manis seperti pistachio.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyampaikan pihaknya masih mempersiapkan penggunaan di QRIS di negara tersebut. Sementara kesepakatan antara BI dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk QRIS, telah diteken sejak November 2023.
"Saat ini kita sedang kerjakan [QRIS] dengan India, Korea Selatan, Jepang, dan dengan UEA. Jadi yang tadi Dubai Pistachio sebentar lagi bisa beli di sana," ujarnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kantor pusat BI, Rabu (20/11/2024).
Fili menjelaskan saat ini penggunaan QRIS baru tersedia di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Para wisataran dari tiga negara tersebut pun dapat menggunakan QRIS selagi berlibur di Indonesia.
Adapun hingga Oktober 2024, transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 183,9% (year on year/YoY), dengan jumlah pengguna sampai dengan Oktober 2024 mencapai 54,1 juta dengan jumlah merchant 34,7 juta.
Baca Juga
Meski demikian, Fili menyadari penggunaan QRIS di luar negeri maupun di dalam negeri oleh wisatawan asing masih belum masif.
Untuk itu, ke depan pihaknya akan secara targeted melakukan literasi dan edukasi untuk mendorong awareness daripada pengguna dan juga merchant.
"Karena seringkali wisatawan Singapura, Thailand, maupun Malaysia itu tidak paham bahwa dia bisa pakai QRIS. Kita akan lakukan edukasi, jadi merchant juga menawari turis-turis untuk pakai QRIS," ungkapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS tumbuh 209,61% secara tahunan dan mencapai Rp188,36 triliun pada kuartal III/2024. Utamanya, pengguna QRIS melakukan transaksi untuk pembayaran makanan dan minuman.
Terbesar, masyarakat banyak melakukan belanja menggunakan QRIS pada sektor makanan dan minuman (mamin), khususnya pedagang eceran yang mewakili 35,9% dari total transaksi.
Kemudian diikuti sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka) yang menjelaskan 16,93%, salon kecantikan, periklanan, hingga komunikasi yang porsinya tidak Fili sebutkan.