Relasi PDIP - Jokowi Kian Pelik, dari Pilkada hingga Bawa Mantan Kaesang

Hubungan antara PDIP dengan keluarga Jokowi kian pelik mulai dari Pilkada Jateng hingga bawa-bawa mantan pacar Kaesang.
Arsip foto pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke 7 Joko Widodo di Batu Tulis, Bogor Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022)./Istimewa
Arsip foto pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke 7 Joko Widodo di Batu Tulis, Bogor Jawa Barat, Sabtu (8/10/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Konflik politik antara PDI Perjuangan (PDIP) dengan keluarga Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi) kian pelik. Apalagi setelah PDIP menelan kekalahan di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah alias Pilkada Jateng 2024.

Sekadar catatan Jateng memiliki peran strategis bagi PDIP. Jateng kerap menjadi daerah kunci bagi kemenangan PDIP di berbagai kontestasi politik. Namun demikian, dominasi PDIP selama 2 dasawarsa runtuh pada Pilkada 2024.

Kekalahan PDIP di Jateng adalah terjadi setelah pecah kongsi dengan presiden sekaligus mantan kadernya, Joko Widodo (Jokowi). Pengaruh Jokowi yang didukung mayoritas partai politik berhasil mengantarkan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka jadi presiden dan wakil presiden serta Ahmad Luthfi sebagai gubernur berlatar polisi pertama di Jateng. 

Sekretaris Jenderal atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Rentetan kekalahan di kandang itu membuat PDIP berang. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto kemudian menegaskan bahwa Presiden Jokowi beserta keluarganya, termasuk Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, sudah tidak lagi menjadi bagian dari partai. 

"Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," terang Hasto. 

Hasto menambahkan bahwa, keputusan ini diambil karena praktik politik Jokowi dan keluarganya dinilai tidak sejalan dengan cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak era Bung Karno.

"Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti," tuturnya. 

Selain itu, Hasto juga mengatakan demokrasi Indonesia pelan tapi pasti sudah mulai terkikis. Hal itu bisa dilihat dari intervensi Mahkamah Konstitusi (MK) yang melakukan berbagai upaya perubahan tentang syarat-syarat calon presiden dan calon wakil presiden. 

"Sehingga MK meloloskan putra Presiden Ke-7 RI Joko Widodo [Jokowi] Gibran Rakabuking Raka menjadi Wakil Presiden," tuturnya.

Hasto mengatakan dibutuhkan waktu lima kali pemilu presiden untuk memperbaiki kerusakan demokrasi yang disebabkan oleh Presiden Jokowi dan Partai Coklat atau Parcok. 

"Apa yang disampaikan PDI Perjuangan ini terinspirasi dari pernyataan Prof. Ikrar Nusa Bhakti yang menegaskan bahwa perlu 5 kali pemilu untuk memperbaiki kerusakan demokrasi akibat Jokowi,” katanya.

Bantah Jadi Endorser

Sementara itu Jokowi menyebut siapa pun yang menang dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 bukan karena endorse atau dukungan darinya.

Jokowi mengatakan para paslon dalam Pilkada yang terpilih merupakan hasil dari kerja keras mendulang suara.

"Siapa pun kalau menang, ya bukan karena endorse, melainkan karena beliau-beliau ini bekerja keras mengonsolidasi politik di daerah masing-masing," kata Jokowi dilansir dari Antara, Selasa (3/12/2024).

Jokowi mengatakan bahwa calon kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak adalah mereka yang mampu melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik dengan masyarakat sehingga keberadaan mereka diterima.

"Bukan karena saya, saya bisa apa sih," kata Jokowi.

Presiden ke 7 Jokowi
Presiden ke 7 Jokowi

Menyinggung soal kekalahan Ridwan Kamil versi hitung cepat pada Pilkada Jakarta, menurut dia, kekalahan dalam sebuah kompetisi merupakan hal yang wajar.

"Yang namanya kompetisi pilihan gubernur, pilihan bupati, pilihan wali kota itu pasti ada yang menang ada yang kalah. Biasa dalam politik seperti itu," katanya.

Dia kembali menyampaikan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa menang dan bisa kalah.

"Enggak bisa ke sini langsung menang. Itu karena calonnya [menang atau kalah] dan penerimaan masyarakat baik. Bukan karena saya, saya bisa ngapain," katanya.

Mantan Kaesang 

Di sisi lain, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim telah menerima info berharga dari mantan pacar Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep yaitu Felicia Tissue.

Hasto mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan Felicia Tissue dan ibunya bernama Mei di Sekolah Partai PDIP yang berlokasi Lenteng Agung.

Menurut Hasto, dalam pertemuan tersebut dirinya dan Felicia Tissue bertukar informasi penting yang belum bisa diungkapkan ke publik saat ini.

Pasalnya, kata Hasto, informasi Felicia itu sangat berharga dan akan digunakan oleh PDIP untuk menegakan semua kebenaran selama ini.

"Mereka kemudian bergerak, selanjutnya menyampaikan banyak informasi berharga kepada saya," tuturnya.

Menurut Hasto, mantan pacar Kaesang itu ternyata memiliki visi yang sama dengan PDIP dan sedih dengan kondisi Indonesia saat ini. 

"Beliau juga terpanggil dengan melihat Indonesia yang begitu besar, dengan ide-ide kemerdekaan yang luar biasa sebagai bangsa besar, itu tidak boleh seharusnya diperlakukan seperti ini oleh keluarga Pak Jokowi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro