Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengemukakan penyebab tingginya angka golongan putih alias golput di Pilkada Jakarta 2024.
Bima menyebut sejumlah indikator mulai dari segi administratif, ideologis, hingga faktor teknis yang memunculkan rasa jenuh di pihak masyarakat.
“Penyelenggaraan yang terlalu berdekatan antara Pileg, Pilpres dengan Pilkada ini,” katanya seusai menghadiri rapat kerja dengan Komite I DPR RI, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (10/12/2024).
Eks Wali Kota Bogor dua periode ini melanjutkan, ada juga kemungkinan penyebabnya karena faktor cuaca dan bencana yang terjadi di beberapa daerah, sehingga bisa mengurangi jumlah partisipasi itu sendiri.
“Ada juga faktor TPS yang lebih sedikit, sehingga jaraknya jauh antara pemilih sampai TPS. Jadi banyak faktor, enggak ada faktor tunggal yang menjelaskan itu,” pungkasnya.
Pilkada Sumut dan Jakarta
Dalam catatan Bisnis, Daerah Khusus Jakarta alias DKJ dan Sumatra Utara menjadi dua daerah dengan tingkat golput paling tinggi dalam Pilkada 2024.
Baca Juga
Hasil rekapitulasi suara di Pilkada Sumatra Utara menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang menggunakan hak suaranya sebanyak 5.953.677 dari total daftar pemilih tetap alias DPT sebanyak 10.771.496. Itu artinya, ada sekitar 4.817.820 atau sekitar 44,6% pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya alias golput.
Sementara itu di Jakarta, dari total 8.214.007 DPT yang menggunakan hak suaranya hanya sebesar 4.724.393 yang menggunakan hak suaranya. Ada sebanyak 3.489.614 atau sekitar 42,4% warga Jakarta pemilik suara yang tidak menggunakan haknya pada Pilkada 2024.
Adapun, Pilkada Sumatra Utara dimenangkan oleh menantu Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Bobby Nasution uang berpasangan dengan politkus Golkar, Surya. Pasangan ini memperoleh suara sebanyak 3.645.611. Sedangkan rivalnya yang diusung PDIP Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala memperoleh suara sebanyak 2.009.311.
Sementara itu di Pilkada Jakarta, Pramono-Rano unggul dengan perolehan suara sebesar 2.183.239 atau setara dengan 50,07%.
Kemudian, di posisi kedua ada paslon Ridwan Kamil-Suswono sebesar 1.718.160 (39,4%) dan terakhir ada Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebesar 459.229 (10,53%).
Berdasarkan catatan Bisnis, paslon Pramono-Rano berhasil unggul di seluruh enam kabupaten/kota Daerah Khusus Jakarta. Paslon Pram-Doel unggul di Kepulauan Seribu, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.