Daftar 'Diktator' Arab yang Tumbang Imbas Arab Spring, Terakhir Bashar al-Assad

Revolusi Arab atau Arab Spring menandai perubahan dalam kepemimpinan dunia Arab. Korban terakhir adalah Bashar al-Assad.
Warga Qamishli di Suriah menggunakan telepon genggam mereka untuk mengambil gambar Presiden Suriah Bashar al-Assad yang rusak ketika orang-orang merayakannya setelah pengumuman oleh pejuang oposisi bahwa mereka telah menggulingkan sang presiden. REUTERS/Orhan Qereman
Warga Qamishli di Suriah menggunakan telepon genggam mereka untuk mengambil gambar Presiden Suriah Bashar al-Assad yang rusak ketika orang-orang merayakannya setelah pengumuman oleh pejuang oposisi bahwa mereka telah menggulingkan sang presiden. REUTERS/Orhan Qereman

Bisnis.com, JAKARTA - Revolusi Arab atau Arab Spring bermula dari protes masyarakat terhadap pemimpin negara mereka yang telah memerintah dalam waktu yang cukup lama. Gelombang revolusi Arab dimulai pada tahun 2011.

Rangkaian Arab Spring dimulai dari Tunisia, Mesir, kemudian menjalar ke seluruh dunia Arab yang membentang dari Syam (wilayah Suriah, Lebanon, Jordania, Palestina), jazirah Arab, hingga negara-negara Arab di Afrika Utara. 

Salah satu episode revolusi Arab yang baru saja terjadi adalah penggulingan rezim Bashar al-Assad oleh koalisi antipemerintah yang dikoordinir oleh kelompok Hayat Tahrir Al Syam.

Kelompok yang ditengarai dibeking oleh Turki dan sejumlah negara Barat itu melakukan serangan cukup cepat dan berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad yang telah berkuasa di Suriah lebih dari 2 dasawarsa.

Berikut daftar pemimpin negara yang dilumat gelombang Arab Spring:

Ben Ali 

Nama lengkapnya Zainal Abidin bin Ali. Namun publik lebih mengenalnya Ben Ali. Ben Ali adalah Presiden Tunisia yang menjabat sejak tahun 1987 hingga tahun 2011. Ben Ali diturunkan oleh gelombang protes warga Tunisia terhadap pemerintahan Ben Ali yang dianggap sebagai diktator. 

Hosni Mubarak 

Hosni Mubarak adalah Presiden Mesir. Dia menjabat sejak tahun 1981. Hosni dikenal sebagai salah satu orang penting pasca meninggalnya Presiden Mesir sebelumnya, Anwar Sadat yang terbunuh dalam sebuah parade. Hosni juga dikenal menggunakan tangan besi ketika menjalankan pemerintahan.

Revolusi Arab di Mesir juga menandai digunakannya media sosial alias medsos sebagai sarana aktivisme alias cyberactivism. Wael Ghonim, aktivis internet Mesir, adalah satu penggerak revolusi di tanah kelahirannya tersebut. Protes di alun-alun Tahrir sangat ikonik dalam gerakan ini. Hasil dari revolusi Arab di Mesir adalah tumbangnya Hosni Mubarak pada tahun 2011. 

Moammar Qadafi

Nama Mohammad Qadafi cukup banyak dikenal dalam dunia Arab. Dia adalah pemimpin Libya yang berkuasa setelah melakukan kudeta pada tahun 1969. Qadafi kemudian berkuasa di Libya dan menjadi salah satu orang penting dalam sejarah Arab di Afrika Utara. 

Ada banyak kontroversi selama Qadafi memimpin Libya. Tudingan tentang diktator sangat santer terdengar terutama dari kalangan negara-negara Barat. Pada tahun 2011, ketika gelombang kebangkitan Bangsa Arab berkecamuk, rezim Qadafi juga ikut digoyang. Terjadi perang saudara di Libya antara yang kubu Qadafi dengan kelompok oposisi. 

Qadafi sendiri tewas setelah tertangkap dan menjadi bulan-bulanan kelompok yang menentangnya. Kendati Qadafi tewas, namun kondisi politik Libya relatif tidak stabil. Bentrokan antar faksi politik masih kerap terjadi.

Ali Abdullah Saleh 

Ali Abdullah Saleh adalah presiden Yaman yang juga tumbang karena kebangkitan dunia Arab atau revolusi Arab (Arab Spring). Ali Abdullah Saleh memimpin Yaman sejak tahun 1990-2012.

Seperti lazimnya di negara lain, Ali menghadapi keretakan di negaranya saat Arab Spring berlangsung. Dia pecah kongsi dengan mantan sekutunya Houthi. Perang antara pendukung Ali dengan Houthi berujung dengan terbunuhnya Ali pada tahun 2012.  

Bashar al-Assad 

Bashar al-Assad adalah pemimpin atau di dunia barat sering disebut sebagai diktator terakhir yang tumbang dalam rangkaian Arab Spring.

Bashar mulai memimpin Suriah sejak tahun 2000. Namun demikian, revolusi Arab pada tahun 2011 telah mengubah wajah Suriah untuk selamanya. Perpecahan antar faksi berubah menjadi pertempuran bersenjata. Wilayah Suriah kemudian dikuasi oleh pendukung al-Assad, kelompok anti al-Assad, Turki, sebagian dikuasai Amerika, hingga Kurdi.

Posisi Bashar al-Assad di Damaskus relatif aman karena dukungan dari sekutu-sekutunya seperti Iran dan Rusia. Namun pada tahun 2024, Bashar al-Assad tumbang. Rusia meninggalkan al-Assad karena sedang sibuk dengan konflik di Ukraina. Hizbullah, fokus untuk memerangi Israel, dan Iran sedang terlibat perang dingin dengan Israel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Plus logo

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro