Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menanggapi fenomena tagar #KaburAjaDulu yang tengah berkembang di kalangan anak muda Indonesia saat ini, di tengah kegelisahan mereka atas situasi yang terjadi di Tanah Air.
Menurut Prabowo, bila ada masalah harus dihadapi dan diatasi, bukan kabur atau lari dari masalah yang sedang dihadapi.
“When you see the problems, you run to the problems, you face the problems, you overcome the problems [Ketika kamu melihat masalah, kamu berlari ke masalah tersebut, kamu menghadapi masalah tersebut, kamu mengatasi masalah tersebut],” kata Prabowo dalam temu pemimpin media massa di Hambalang, Bogor, Sabtu (22/2/2025).
Sembari mengutip buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho, Presiden mengatakan terkadang orang sibuk mencari ‘jalan keluar’ di tempat atau negara lain. Padahal, jawabannya ada di dekat orang tersebut atau di dalam negeri sendiri.
“So, why do you have to go there? [Jadi mengapa kamu harus pergi].”
Seperti diketahui novel Sang Alkemis adalah karya Paulo Coelho. Dalam novel itu menceritakan mengenai kisah Santiago, seorang pemuda Spanyol, yang sibuk mencari jati dirinya dengan berkelana ke sejumlah tempat.
Baca Juga
Buku itu bukan sekadar novel biasa. Dalam ceritanya, mengisahkan perjalanan filosofis yang mengajarkan manusia untuk bermimpi, berani dan mendengarkan hati. Kehidupan Santiago berubah setelah mengalami mimpi berulang.
Anak gembala itu bermimpi tentang harta karun yang ada di Piramida Mesir. Kemudian dia meninggalkan rumah, melepaskan hidupnya yang nyaman, dan memulai perjalanan untuk mengejar mimpinya.
Sejak dirilis 1988, novel tersebut diterjemahkan lebih dari 80 bahasa. Novel itu terjual lebih dari 65 juta eksemplar, dan menjadikan novel terlaris sepanjang masa.
Fenomena Kabur Aja Dulu
Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir publik menggaungkan #KaburAjaDulu di berbagai media sosial. Tagar tersebut akhirnya menjadi trending topik dan banyak digunakan netizen di X (Twitter) sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah.
Kemunculan tagar pun menjadi sebuah gerakan masyarakat meninggalkan Indonesia untuk bekerja, ataupun melanjutkan studi di luar negeri.
Awal mula kemunculan #KaburAjaDulu menggema setelah kemunculan keputusan efisiensi anggaran oleh pemerintah yang dinilai berdampak terhadap berbagai sektor. Salah satunya adalah dipangkasnya dana pendidikan.
Tagar semakin banyak digunakan untuk mengungkapkan kekecewaan terhadap pemerintah, setelah banyaknya informasi menggema mengenai pemutusan hubungan kerja.
Tak terjangkaunya biaya pendidikan dan keterbatasan lapangan kerja akhirnya mendorong masyarakat untuk mencari peluang di luar negeri.
Ismail Fahmi, pembuat Drone Emprit-yang menganalisis media sosial, memaparkan awal mula kemunculan #KaburAjaDulu dimulai pada 2023 oleh para pegiat teknologi.
Data menunjukkan bahwa #KaburAjaDulu paling banyak dicuitkan oleh mereka yang berusia 19-29 tahun. "Kebanyakan mereka yang usianya antara 19-29 tahun yang meramaikan tagar #KaburAjaDulu sebesar 50.81%, lalu yang usia kurang dari 18 tahun 38.10%. Paling banyak dari kalangan laki-laki sebesar 59.92%, lalu perempuan 40.08%," tulis Ismail Fahmi pada 9 Februari 2025.
Adapun Istana Kepresidenan memberikan tanggapan positif terkait dengan fenomena tagar #KaburAjaDulu yang tengah ramai dibicarakan di media sosial.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi melihat tagar #KaburAjaDulu sebagai bentuk niat masyarakat untuk menimba ilmu atau merantau yang merupakan hal yang baik asalkan dilakukan dengan pertimbangan matang.
“Kalau mau merantau itu bagus, lho. Merantau memberikan pengalaman dan kesempatan baru untuk berkembang,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/2/2025).
Namun, dia mengingatkan agar mereka yang berencana merantau ke luar negeri harus memiliki keterampilan yang memadai. “Kalau mau merantau ke luar negeri ingat, harus punya skill. Karena kalau gak punya skill, nanti gak bisa punya pekerjaan yang baik di luar negeri,” imbuhnya.