JAKARTA - PT Phapros Tbk mencatat total pendapatan pada semester I 2014 sebesar Rp196 miliar, tumbuh sebesar 17% dibandingkan periode sama tahun lalu. Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan total pendapatan sebesar Rp623 miliar.
"Sepanjang semester I ini pertumbuhan bisnis kami cukup memuaskan karena mampu bertumbuh 17%. Kalau merujuk riset, industri farmasi tahun ini diperkirakan tumbuh sebesar 13-14%. Itu artinya kita berharap mampu tumbuh di atas rata-rata industri," jelas Direktur Utama PT Phapros Tbk Iswanto dalam acara Breakfasting and Sharing Session: Paparan Kinerja PT Phapros Tbk di Jakarta, Rabu (16/7).
Dia menambahkan, kinerja bisnis perseroan biasanya akan tumbuh lebih besar pada semester II mendatang. Saat ini, komposisi bisnis yang datang pada semester I mencapai 30% dari total pendapatan. Sedangkan, sisanya berasal dari bisnis yang berjalan pada semester II.
"Siklus seperti ini memang biasa terjadi. Bisnis pada umumnya bergerak lebih cepat pada semester II. Untuk itu, kami masih optimis dapat merealisasikan target yang sebelumnya ditetapkan," tegas Iswanto.
Optimisme perseroan, menurut Iswanto, didukung oleh proyek e-catalog yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Perseroan ikut terlibat dalam pengadaan obat dalam program yang dijalankan pemerintah. "Saat ini, pesanan sudah kami terima tapi supply-nya masih kami persiapkan. Jika ini sudah berjalan, kami yakin bisa menggenjot jumlah penjualan," ujar Iswanto.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PT Phapros Tbk Budi Ruseno mengatatakan, perseroan mengincar total laba bersih sebesar Rp63-65 miliar, tumbuh sebesar 50% dibandingkan pencapaian pada tahun lalu yang mencapai Rp43 miliar. Sedangkan, laba bersih per semester I 2014 mencapai Rp5 miliar.
"Untuk merealisasikan target tersebut, kami telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya adalah dengan memperkuat pasar ekspor," jelas Budi.
Belum lama ini, perseroan berhasil melakukan ekspor perdana ke Kamboja. Untuk meningkatkan pasar ekspor, perseroan akan masuk ke pasar Vietnam dan Afganistan. "Selain untuk menggenjot penjualan, fokus kami dalam memperkuat pasar ekspor adalah untuk menekan dampak dari fluktuasi rupiah. Selama ini terjadi gap' karena bahan baku kami kebanyakan impor sedangkan pendapatan diterima dalam bentuk rupiah," ujar dia.
Selain itu, perseroan juga berencana untuk mengembangkan produk baru. Sepanjang paruh pertama 2014, perseroan telah meluncurkan 8 produk baru. Dengan penambahan tersebut, saat ini perseroan telah memiliki sekitar 240 produk. Dari total produk tersebut, kontribusi produk generik terhadap total penjualan mencapai 49%. Sedangkan, sisanya merupakan kontribusi dari produk non generik.
"Kami juga akan mengembangkan produk stem cell yang saat ini prosesnya sedang dalam tahap registrasi. Rencananya, produk ini dapat mulai dipasarkan tahun depan dengan mengincar pasar luar negeri," tandas Iswanto.
Rencana IPO
Sementara itu, terkait rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), perseroan telah melaksanakan proses seleksi penjamin emisi. "Kami telah melakukan beauty contest dengan mengundang sekuritas BUMN. Hal ini dilakukan untuk menciptakan sinergi antara BUMN dan anak usaha," tegas Budi.
Perseroan mengincar dana segar sebesar Rp350-400 miliar dari proses IPO. Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembangunan produk baru di Ungaran yang membutuhkan biaya investasi sebesar Rp330 miliar. Selain itu, hasil IPO juga akan digunakan untuk modal kerja dan investasi lain.