Seminar Qualcomm - Unlocking The Potentials: Building Inovative Indonesia

JAKARTA Pada hari Selasa (28/4), Qualcomm Incorporated, pemimpin dunia untuk teknologi nirkabel (wireless) 3G, 4G dan generasi masa depan, bersama dengan Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), menyelenggarakan seminar berjudul Menggali Potensi: Membangun Indonesia yang Inovatif (Unlocking The Potential: Building Innovative Indonesia).

JAKARTA – Pada hari Selasa (28/4), Qualcomm Incorporated, pemimpin dunia untuk teknologi nirkabel (wireless) 3G, 4G dan generasi masa depan, bersama dengan Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), menyelenggarakan seminar berjudul “Menggali Potensi: Membangun Indonesia yang Inovatif” (Unlocking The Potential: Building Innovative Indonesia).

Seminar ini bertujuan untuk menyorot tantangan yang ada saat ini dalam membangun inovasi serta kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki secara lebih lanjut budaya inovasi dan ekosistem mobile di Indonesia. Sejumlah pemangku kepentingan kunci termasuk pemerintah, pelaku industri, akademisi dan pengamat di bidang terkait saling berbagi pemikiran mereka mengenai kebijakan pemerintah, industri serta potensi sumber daya manusia – semuanya merupakan faktor kunci untuk menciptakan lingkungan yang menumbuhkan inovasi.

Beberapa hal yang didiskusikan di dalam seminar termasuk: dampak teknologi telekomunikasi bergerak (mobile telecommunication)  terhadap ekonomi, pentingnya berinvestasi untuk inovasi, serta cara terbaik untuk mengembangkan dan menumbuhkan ekosistem teknologi telekomunikasi bergerak, serta cara menumbuhkan budaya ber-inovasi di Indonesia. 

Tom Wasilewski, Vice President for Government Affairs in Emerging Market of Qualcomm, mengungkapkan di dalam kata sambutannya, “Industri telekomunikasi bergerak memiliki dampak ekonomi yang sangat besar dan dapat berperan sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi, mendorong pengeluaran sektor swasta yang besar baik untuk penelitian dan pengembangan (R&D) dan pembangunan infrastruktur, serta mengubah kehidupan sehari-hari secara luar biasa. Seiring dengan partisipasi Indonesia dalam industri telekomunikasi bergerak (mobile telecommunication) dunia yang berkembang sangat pesat dan sangat dinamis, diperlukan kebijakan-kebijakan yang memungkinkan interoperabilitas dan memenuhi permintaan di masa mendatang. Kebijakan yang cerdas juga dapat mengurangi hambatan bagi akses pada telekomunikasi bergerak sehingga usaha-usaha dan konsumen kian berkembang. Kebijakan yang sehat juga sangatlah penting untuk memastikan agar mobile terus memberdayakan masyarakat Indonesia.”

 Kristiono, Ketua MASTEL, mempertegas pendapat ini dengan mengatakan, “Inovasi merupakan katalisator pertumbuhan, namun, keterbatasan akses terhadap informasi pasar di Indonesia lah yang kemudian menghambat perkembangan dan inovasi teknologi,” imbuhnya.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia, saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan jaringan nirkabel (wireless) yang pesat serta tingginya penggunaan perangkat telekomunikasi bergerak (mobile telecommunication), yang telah memberdayakan masyarakat dan dunia usaha, menghubungkan keduanya secara dengan cepat dengan pasar global.

Indonesia merupakan pasar mobile telecommunication terbesar ke-4 di dunia dengan pertumbuhan pengembangan aplikasi yang lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat, namun berada di bawah Tiongkok, Rusia, dan India. Hal ini memberikan Indonesia begitu banyak peluang dalam hal teknologi telekomunikasi bergerak. Indonesia harus berusaha lebih baik untuk mengembangkan lingkungan yang berorientasi inovasi melalui teknologi telekomunikasi bergerak yang dapat mendorong pertumbuhan ekonominya secara signifikan. Aksesibilitas, kemampuan, dan keterjangkauan perangkat telekomunikasi bergerak sedang berkembang, namun masih ada ruang kosong untuk kemajuan yang lebih lanjut. Para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, pembuat kebijakan dan pelaku industri harus memainkan peranan penting dalam menciptakan ekonomi yang berbasis pada pengetahuan (knowledge-based economy) agar dapat mewujudkan manfaat penuh dari konektivitas mobile yang juga didukung oleh investasi, infrastruktur, R&D dan pemberdayaan tenaga kerja,” ucap Darrell West, Vice President and Director of Governance Studies of The Brookings Institution dalam presentasinya pada seminar tersebut.

Dalam diskusi panel yang berjudul “Menggali Potensi: Apakah Indonesia siap untuk memimpin inovasi?”, Darrell juga menekankan “tidak ada satu model tunggal inovasi tertentu – contohnya negara-negara di dunia saat ini sedang mengusahakan desain dan pengembangan aplikasi dan berkontribusi dengan cara ini untuk ekosistem industri mobile.”

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, diwakilkan oleh Prof. Fredy Permana Zen, Staf Ahli Menteri Bidang Energi dan Material Maju, mengakui bahwa Indonesia masih tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lain dalam hal alokasi dana untuk Penelitian & Pengembangan (R&D). “Alokasi Indonesia untuk R&D masih  0.09 persen, kurang dari 1 persen dari GDP, sementara negara-negara lain mengalokasikan paling sedikit 2 persen dari GDP-nya untuk riset dan inovasi.”

Ia juga menyampaikan pentingnya kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengembangkan tenaga kerja berkemampuan tinggi yang dapat memberikan dampak positif terhadap industri Indonesia.

Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, MA, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyorot pentingnya berinvestasi untuk pengembangan manusia guna mendukung inovasi. “Kreatifitas manusia merupakan dasar inovasi yang dapat dipompa dengan teknologi dan pengetahuan agar dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk Indonesia”, ujar Dr. Iskandar dalam kata sambutannya pada seminar ini.

Dia juga menyampaikan pendapatnya terkait kepentingan Indonesia untuk menggali potensi pengembangan konten dan aplikasi mobile. “Membangun masyarakat yang kreatif dan inovatif sangatlah penting dan strategis untuk bangsa, dan hal ini dapat dicapai dengan membangun pusat-pusat inovasi di Indonesia agar fokus pada pengembangan konten dan aplikasi”, tambahnya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Sumber : Marketing Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Bisnis Plus logo

Foto