Daya beli masyarakat Afrika Selatan untuk produk highend dan padat teknologi memang masih rendah, tetapi daya serap mereka untuk produk-produk konsumsi dan peralatan rumah tangga, serta produk bangunan cukup tinggi. Salah satu produk yang permintaannya cukup tinggi— tercermin dari peningkatan impor setiap tahunnya—adalah keramik. Minat konsumen kelas menengah di Afrika Selatan terhadap produk keramik, khususnya dari Asia, terbilang tinggi.
Perbaikan infrastruktur bandara internasional dan berkembang pesatnya industry perhotelan serta obyek wisata sangat mempengaruhi peningkatan permintaan akan produk ini. Ditambah lagi dengan banyaknya bangunan real estate dangedungperkantoran di Afrika Selatan yang sedang dibangun, khususnya di sejumlah provinsi seperti Johannesburg, Durban, Port Elizabeth, dan Capetown.
Dinamika pertumbuhan nilai impor Afrika Selatan untuk produk keramik mengikuti perkembangan pasar keramik internasional. Afrika Selatan mengimpor produk keramik senilai US$130,88 juta pada 2013. Indonesia berada diposisi ke-10 sebagai Negara pemasok produk keramik di Negara itu. Salah satu produk keramik yang berpotensi untuk diekspor ke Afrika Selatan adalah Glazed ceramic flags & paving, hearth tile, etc dengan kode HS 6908.
Perlu diketahui, harga penjualan produk ini sangat bervariasi, tergantung dari faktor-faktor seperti merek, kualitas, dan desain. Berdasarkan pantauan dari Perwakilan Perdagangan Indonesia di Johannesburg, harga pasaran produk keramik dari Indonesia terbilang cukup mahal dibandingkan dengan produk Negara Asean lainnya, seperti Vietnam dan Malaysia. Untuk menyikapi hal ini, eksportir Indonesia sebaiknya menjalin kerjasama dengan distributor di Afrika Selatan. Hal ini akan lebih mempermudah pelaku usaha dalam menembus pasar Afrika Selatan. Distributor memiliki peranan penting dan akan menentukankeberhasilan dalam pemasaran produk Indonesia.
Masyarakat Afrika Selatan mempercayai distributor yang memiliki reputasi bagus. Hal ini tentu saja mampu menjaring konsumen untuk dapat mencoba atau bahkan mengganti produk yang telah mereka gunakan sebelumnya menjadi produk baru yang lebih berkualitas dengan harga bersaing. Strategi menggunakan distributor daerah-daerah tertentu seperti pemukiman orang-orang China, India, dan penduduk local diyakini akan berpotensi meningkatkan pemasaran produk tersebut di Afrika Selatan.
Potential Hub
Afrika Selatan merupakan salah satu Negara tujuan ekspor Indonesia yang dapat dijadikan “hub” keberbagai Negara di kawasan Afrika. Untuk memasuki pasarAfrika Selatan dan sekitarnya, promosi merupakan hal penting bagi pemain baru. Hal tersebut dapat dilakukan melalui keikutsertaan dalam pameran dagang (Saitex, Decorex, dan Big Seven); pengiriman email, brosur/catalog kepada buyer secara berkala; serta pemasangan iklan di media cetak dan elektronik. Langkah-langkah ini akan mendorong produk RI lebih dikenal di pasar Afrika.
Dalam memilih perusahaan yang tepat untuk dijadikan mitra, eksportir dapat menghubungi Perwakilan Perdagangan Indonesia di Afrika Selatan, dalam hal ini KBRI dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC), untuk mencari informasi atau berdiskusi mengenai bagaimana melakukan promosi yang tepat di Negara itu. Eksportir juga dapat berpartisipas idalam program-program pemerintah, seperti misi dagang, business forum, dan lainnya. Selain keramik, produk Indonesia lainnya juga berpeluang masuk ke pasarAfrika Selatan. Pada 2014, melalui Perwakilan perdagangan di Afsel, kementerian Perdagangan menerima permintaan untuk produk biskuit, sabun, coconut charcoal, dll.
Jika menginginkan info lengkap serta peluang pasarlainnya, hubungi Customer Service Center (CSC) Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, bertempat di lantai 2 Gedung Utama Kementerian Perdagangan dengan nomor telepon 021-3510347 atau mendaftar secara online melalui layanan DGNED Membership Service klik disini (adv)